Kamis, 16 April 2009

Dangdut Musik Kampungan?

Beh nu gen kampungan selera musik ci nok padahal be di luar negeri? (Wah masih saja selera musikmu kampungan padahal sudah berada di luar negeri), seorang sahabat teman nyeletuk di yahoo messenger saya. Saat online memang sering saya pasang iTunes mode sehingga apapun yang dimainkan di iTunes otomatis terdisplay di status yahoo messenger. Celetukan yang bernada meledek itu terjadi saat saya lagi online dan sedang mendengarkan lagu2 Meggi Z di iTunes. Saya hanya bisa tersenyum dan bertanya-tanya, benarkah musik dangdut itu kampungan?

Masalah selera terhadap musik adalah universal dan relatif sifatnya. Selama tujuan mendengarkan musik itu tercapai (such as untuk kesenangan, having fun, sebagai pengiring aktivitas dll), lalu apakah dasarnya kita bisa menjudge suatu jenis musik itu kampungan? Kampungan dalam hal ini asosiasinya adalah ketinggalan zaman, tidak modern, tidak cool dan sejenisnya. Musik dangdut mungkin identik dengan di kampung, musiknya orang desa. Paling tidak begitulah kira2 stereotype umum di masyarakat kita. Di satu sisi, mungkin musik dangdut menjadi sangat norak dan tidak listener friendly, namun hal itu sama saja dengan jenis musik lainnya. Tidak ada satu jenis musik yang sempurna.

Beberapa musik dangdut memang saya sukai terutama dangdut klasik. So what? Lalu apakah saya kampungan? Jika kampungan maksudnya adalah berasal dari kampung, itu dengan bangga saya akui bahwa saya memang dari kampung. Jika kampungan maksudnya adalah ketingggalan zaman, tidak modern, tidak cool, norak dan sejenisnya, tunggu dulu! Tidak fair rasanya saya dibilang kampungan dengan asosiasi yang kedua ini, hanya gara2 saya menyukai musik dangdut. Parameternya tidak lengkap.

Untuk si tukang celetuk, rasanya saya tidak begitu ketinggalan zaman. Sekedar informasi, saya termasuk orang yang ‘rakus’ karena menyukai banyak sekali jenis musik, dari dangdut, pop, rock, blues, heavy metal, raggae, rap dan so on. Lalu apakah saya tiba2 menjadi menjadi orang yang cool jika hanya menyukai Sepultura misalnya? atau Metallica? atau GNR? atau Lolot? atau System of a Down? Saya juga punya dan sering mendengarkan musik mereka yang saya posisikan sama dengan musik dangdutnya Meggy Z. Tidak modern jika mendengarkan lagu dangdut? Definisi modern-nya apa dalam hal ini? Gadget? Teknologi? Limewire, iPod, iTunes, JBL sound systems, pengolah audio di Mac hingga Fender Electric Strato. Semua itu tidak asing lagi bagi saya. Saya malah meragukan ‘kemoderenan’ tukang celetuk ini.

Musik adalah universal! Jangan pernah memvonis suatu jenis musik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar